16 April, 2010

Pelajaran ke-sembilan


‘An Annasin qola, qola Rasulullah saw, walladsi nafsi biyadihi, laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba liakhihi maa yuhibbu linafsihi
( H.R. Bukhari)
Artinya :
Diriwayatkan oleh Anas ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda, Demi Dzat yang memegang jiwaku, sesungguhnya tiada seorangpun yang dapat menjadi mu’min yang sebenarnya, sehingga ia belum menyukai bagi saudara-saudaranya apa-apa yang ia menyukai bagi dirinya sendiri.
( HR Bukhari )

Penjelasan :

Hadits ini mengemukakan tingkatan kedudukan yang sebenarnya dari persaudaraan secara islam. Terlebih dahulu Al-quran menuturkan bahwa semua orang islam adalah sebagai saudara kepada satu dengan lainnya, seperti bunyi Firman Allah swt: Innamal mu’minuuna ikhwatun, yakni : sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah sebagai saudara. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, seperti bunyi hadits ini, untuk menjelaskan tingkatan dan harkat yang sangat tinggi dari persaudaraan menurut islam, Beliau saw. menerangkan dan dengan persumpahan atas nama Allah, bahwa tanda dan tingkatan dari persaudaraan orang-orang mukmin ialah apa yang disukai oleh seorang muslim bagi dirinya sendiri, hal itu pulalah yang disukai olehnya untuk saudaranya yang lain juga. Dengan kata yang pendek ini, beliau saw. se-olah-olah mencabut semua akar dari perasaan sebagai lain ‘orang asing’ dan ‘ jarak’ sesama orang islam dan menjadikan mereka bersatu jiwa. Tetapi sangat disayangkan, bahwa dalam zaman sekarang kebanyakan orang karena dihinggapi penyakit nafsi-nafsi ( mementingkan diri sendiri) mereka senantiasa berusaha mengumpulkan segala keuntungan bagi dirinya sendiri dan merugikan orang lain untuk berbagai keuntungan dirinya. Perihal orang yang demikiannlah Allah swt berfirman :

Waelullil mathofifiin, alladsiina idsa ktaluu ala nnasi yastaufuun wa idsaa kaaluhum au wazanuuhum yuhsiruun alaa yazunnu ulaaika annahum mabe’udzuun liyaumin ‘adziim
Artinya :
Celakalah orang-orang yang mengurangkan apabila mengambil ukuran dari orang-orang lain, diambilnya sepenuhnya dan apabila mereka memberi ukuran atau timbangan kepada orang lain kemudian dikuranginya, apakah mereka ini tidak mengetahui, bahwa mereka akan dibangkitkan. (83 : 2-5)

Penyakit mementingkan diri pribadi ini dicabut hingga ke akar-akarnya oleh islam dan memberi perintah, bahwa tiap-tiap orang islam yang sebenar-benarnya berkewajiban, bahwa apa-apa yang dia kehendaki bagi dirinya sendiri demikian pula ia harus menghendaki bagi saudaranya juga. Ini sama sekali tidak bermaksud bahwa hak-hak istimewa yang ditetapkan oleh syari’at islam untuk anggota-anggota keluarganya yang dekat itu harus ditinggalkan. Misalnya, seorang ayah mempunyai kewajiban menangguang keperluan hidup untuk anak-anaknya yang masih kecil, seorang suami berkewajiban memikul belanja istrinya dan anak-anak berkewajiban untuk mengurus betul-betul kepada orang tuanya yang telah tua renta atau tidak berdaya lagi. Begitupula syariat telah menetapkan hak-hak dan bahagian untuk ahli waris dari seorang yang telah wafat, bahwa istrinya, anak-anaknya, orang-orang tuanya, dan lain-lainnya dapat bagian yang telah ditetapkan, malah dianjurkan pula untuk memperhatikan anggota keluarga yang lain, tetangga, dan sahabat-sahabatnya juga. Maka hak-hak dan bagian-bagian yang telah ditetapkan ini pasti harus didahulukan, tetapi selain dari pada itu dalam hubungan dengan orang muslim, islam mengharapkan dari setiap orang muslim dengan tegas menyatakan bahwa apa yang dia sukai bagi dirinya bagitu pula harus ia sukai bagi saudara muslim lainnya, dan jangan sampai bagi dirinya ia mempunyai ukuran lain dari apa yang bagi orang lain. Dalam hadits lain Rasulullah saw. bersabda: bahwa orang-orang islam terhadap satu sama lain adalah seperti anggota badan manusia, apabila satu bagian anggota badan sakit maka seluruh badan manusia akan merasakan sakit juga, begitu pula dengan kesusahan seorang muslim seluruh muslimin ikut merasakan susah dan gelisah. Demikianlah tingkat yang tinggi dari persaudaraan, yang dikehendaki oleh Rasulullah saw. dari kita, semoga kita dapat menghargai pelajaran ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.