08 April, 2010

Pelajaran ke lima


‘An Umar ibni Khothab qola, sami’tu Rasulullah saw, yaquulu innamal a’malu binniyyati wa innama likullimriim maa nawa (H Bukhari)

Artinya :
Diriwayatkan dari Hadhrat Ibnu Khothab ra. Bahwa aku mendengar Rasulullah saw bersabda, bahwasanya amal itu dengan niat dan sesungguhnya tiap-tiap orang memperoleh ganjaran menurut niatnya. (Bukhari)

Penjelasan :
Hadits yang dalam maknanya ini, menerangkan dasar dan pokok tentang filsafat amal manusia.



Hal ini cukup jelas, bahwa amal-amal yang dalam zahirnya kelihatan baik pun ada beberapa macam. Misalnya, ada pekerjaan yang dikerjakan sebagai adat saja, ada juga yang dikerjakan hanya untuk meniru orang lain dan ada yang dikerjakan untuk ria/pamer dan untuk diperlihatkannya kepada orang lain. Tetapi Nabi Muhammad saw mengatakan bahwa semua pekerjaan yang seperti itu menurut islam tidak berarti dan tidak berfaedah sedikitpun. Amal yang suci ialah yang dikerjakan dengan niat yang ikhlas dan kemauan yang benar, barulah amal yang seperti ini yang patut mendapat pahala dari Allah swt. Sesungguhnya kalau suatu amal tidak dikerjakan dengan hati, lidah dan anggauta badan kaki dan tangan manusia, amal itu tidak berarti sedikitpun. Kalau hati mengandung niat yang benar dan lidah membenarkan niat itu, kaki dan tangan menjadi saksi dengan menjalankan pekerjaan itu, barulah amal kemudian akan dikabulkan oleh–Nya. Seseorang yang tidak mempunyai niat yang benar dalam hatinya ialah orang yang munafik. Kalau lidahnya tidak membenarkan niat itu dengan ucapan maka yang demikian itu orang penakut. Kalau kaki dan tangannya tidak bekerja menurut niat yang diucapkan oleh lidahnya, itulah orang jahat. Maka amal yang benar ialah yang disertai dengan niat yang benar pula. Dengan niat yang suci, amal duniawi yang sehari-hari itu dapat dirubah oleh manusia menjadi amal kerohaniaan yang tinggi nilainya. Nabi Muhammad saw bersabda pada tempat lain yang maksudnya, bahwa kalau seorang suami memasukkan sesuatu makanan kedalam mulut istrinya dengan niat bahwa Allah swt menghendaki supaya ia berbuat begitu, maka perbuatannya ini akan terhitung sebagai suatu kebaikan kerohanian bagi dia. Akan tetapi sangat disayangkan, bahwa beribu-ribu manusia dalam dunia ini yang mendirikan sholat hanya karena sejak kecil mereka telah biasa mengerjakan sholat saja. Dan beribu-ribu orang berpuasa hanya karena orang-orang sekeliling mereka berpuasa juga. Dan ribuan orang naik hajji hanya supaya orang memanggil hajji dan dipandang sebagi orang baik. Hadits ini dari Yang Mulia nabi Muhammad saw membatalkan segala amal seperti itu, dan sesuatu yang batal meskipun dalam kelihatannya baik, niscaya tidak akan mendapat ganjaran dari Allah swt, maka sebenarnya amal yang benar, ialah yang disertai pula dengan niat yang benar, dan demikian pula ganjaran suatu amal juga akan diberikan menurut niatnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.