09 April, 2010

Pelajaran ke enam


‘An Abi Hurairata ra qola: qola Rasulullah saw, Inna Llaha laa yansuru ilaa shuwarikum wa amwaalikum wa laakin yansuru ilaa quluubikum wa a’maalikum ( H Muslim)

Artinya :
Diriwayatkan oleh Abu Huraerah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda, bahwasanya Allah swt tidak memandang kepada rupamu, dan harta bendamu, akan tetapi Dia melihat kepada qalbumu dan amalmu. (Muslim)

Penjelasan.
Dalam hadits ini Nabi Muhammad saw menceritakan dua hal, yang walaupun adalah sebagai nikmat dari Allah swt kadangkala menyebabkan pula ujian yang hebat bagi laki-laki dan perempuan.



Satu diantaranya ialah kebagusan dan kecantikan badan yang umumnya menjadi pokok ujian bagi wanita. Dan yang kedua ialah harta benda yang umumnya menyeret kaum laki-laki kedalam jurang kehinaan. Dengan mengemukakan kedua hal tersebut diatas sebagai contoh, Junjungan kita Nabi Muhammad saw. Bersabda bahwa kedua hal tersebut diatas adalah sebagai nikmat dari Allah swt, tetapi orang islam haruslah berhati-hati, bahwa untuk menguji harga dan martabat seseorang manusia, Allah swt tidak memandang kepada kecantikan seorang wanita atau kekayaan seorang laki-laki, melaingkan hanya memandang kepada hati dan otak/pikiran mereka, yang adalah pokok dan sumber dari pikiran dan perasaan manusia. Baru kemudian Allah melihat kepada amal-amalnya yang nampak sebagai hasil dan akibat dari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan itu.
Dalam hadits ini ada kata “ qalbu” yang bermakna, jantung dan otak kedua-duanya, yang dalam bahasa inggris dikatakan : “heart and mind “, karena menurut loghat kata Qalbu berarti suatu nokta (titik), markas ( pusat ) dari suatu aturan atau susunan, hati dan otak kedua-duanya adalah sebagai pusat dalam daerah masing-masing mereka dari susunan badan manusia. Otak adalah pusat dari perasaan lahir ( pikiran ) dan hati adalah pusat dari perasaan rohani (kerohanian ). Maka dengan mempergunakan perkataan ‘qulub’ dan ‘amal’ disini Yang Mulia Nabi Muhammad saw mengisyaratkan, bahwa walaupun kebagusan jasmani dan harta benda yang zahir memang adalah sebagai nikmat-nikmat dari Allah swt yang harus dihargai pula oleh manusia tetapi, barang yang dipandang oleh Allah swt ialah qalbu dan amal manusia. Oleh karena itu kewajiban setiap orang muslim ialah daripada ia membanggakan ketampanan dan kecantikan dan kekayaan dan nikmat-nikmat lain di dunia ini, sesungguhnya ia harus berusaha memperbaiki hati, otak dan amalnya sendiri.
Haruslah dicamkan pula, bahwa sabda Nabi Muhammad saw yang demikian ini, bahwa Allah swt memandang qalbu dan amal manusia, bukan hanya bermaksud bahwa dalam perhitungan hari kiamat saja baru akan diperhatikan dan ditimbang hal ini. Tetapi perkataan ini bertujuan pula mengisyaratkan bahwa dalam dunia ini juga kehendak hati, pikiran otak dan amal anggota-anggota badan mempunyai penghargaan dan kekuatan yang sebenarnya. Sesungguhnya kalau anggauta suatu kaum sudah mendapat kenikmatan ini, yakni hati, otak dan tangan serta kaki mereka sudah bekerja pada jalan yang sebenarnya, sehingga hasilnya tidak ada sesuatu kekuatanpun di dunia ini yang dapat menghalangi mereka dalam memperoleh kemajuan dan kenikmatan-kenikmatan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.