22 April, 2010

Pelajaran ke lima belas


An Anasi bni Maaliki ra yuhadditsu an Rasulillahi saw. qoola akrimuu aulaadakum wa ahsinuu adabahum (H R Ibnu Maja)
Artinya :
Dari Annas ibnu Malik ra. Berkata bahwa saya telah mendengar Rasulullah saw, bersabda: hormatilah keturunanmu dan didiklah adat dan kesopanan pada mereka dalam bentuk yang sebaik-baiknya. ( H R Ibnu Maja )

Penjelasan.
Islam mengakui hak-hak orang tua terhadap anak-anaknya dan mengharuskan kepada anak-anak untuk menghormati dan mengkhidmati orang tuanya. Begitupun menyuruh kepada orang tua, bahwa mereka pun harus menghormati anak-anaknya dengan sepantasnya, dan harus berlaku dengan begitu rupa terhadap mereka, supaya sifat-sifat menghargai dan menghormati diri pribadi tumbuh dalam diri mereka. Lagi pula orang tua harus menaruh minat dan perhatian yang istimewa terhadap pengajaran dan pendidikan bagi anak-anaknya, supaya mereka setelah dewasa dapat menunaikan segala kewajiban-kewajiban dari haqququllah dan haqququlibad, dengan sebaik-baiknya, dan menjadi sebab kemajuan bangsanya. Sebenarnya suatu bangsa tidak dapat memperoleh kemajuan, malah tidak dapat terjaga dari kemunduran, kalau orang-orangnya tidak sanggup meninggalkan dibelakang mereka keturunan yang lebih baik dari mereka sendiri. Jika setiap ayah berusaha dengan sungguh-sungguh, bahwa ia akan menyiapkan anak-anaknya untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi dan perilaku anaknya agar lebih baik dari dia sendiri, maka pasti setiap langkah yang akan datang dari bangsa itu akan lebih tinggi dari setiap generasi yang sudah. Dan bangsa yang seperti itu dengan karunia Allah akan terpelihara dari bahaya kemunduran, namun disayangkan, bahwa masih banyak orang tua sama sekali tidak memperhatikan kepada aturan yang sangat berharga ini, akibatnya sebagian anak-anak bukan saja lebih baik dari orang tuanya malah mereka di didiknya seolah-olah seperti orang mati, yang lahir dalam rumah orang-orang yang hidup. Orang tua yang semacam itu hanya memperhatikan kepada makanan, minuman, dan pakaian-pakaian anak-anak itu dan juga memberi perhatian sangat sedikit dan terbatas untuk pengajaran bagi anak-anaknya, akan tetapi mereka seumumnya sama sekali mengabaikan pendidikan bagi anak-anaknya itu, seakan-akan hal itu tidak perlu diperhatikan. Padahal dibandingkan dengan soal pengajaran, memang soal pendidikan adalah jauh lebih penting, dan derajat pendidikan pun adalah jauh lebih tinggi dari pada derajat pengajaran. Seorang yang kurang tinggi pelajarannya, tetapi berakhlak tinggi, dengan mempunyai sifat-sifat: rajin, benar, jujur, suka berkorban, dan halus budi pekertinya, sesungguhnya ia lebih baik dari pada seorang yang tinggi pelajarannya tetapi kosong dari ahlak yang tinggi. Boleh dikata ia memikul beban ilmu seperti keledai diatas kepalanya, seperti firman Allah yang berbunyi: “walaa taqtuluu aulaadakum” artinya : dan janganlah kamu membunuh keturunanmu, inipun bermaksud menunjukkan hakikat bahwa kalau kamu tidak memperhatikan pendidikan yang baik dan pelajaran yang baik bagi anak-anakmu, hal itu seolah-olah kamu telah membunuh mereka.
Baiklah dijelaskan bagian kedua dari hadits ini, yakni: “menghormati anak-anak”. Sebenarnya dalam hal ini selain agama islam, agama-agama lain tidak memberikan perhatian sedikitpun pada pengurusan anak. Karena agama-agama lain tidak ada memperdalam kepada bagian ini “ menghormati anak-anak”, bahwa tanpa “menghormati anak”. Dengan sepantasnya tidak dapat di didik ahlak yang mulia dalam diri anak-anak itu. Sebagian dari orang tua yang tidak mengerti, meskipun mereka mencintai anak-anaknya, tetapi dalam lahirnya berlaku dengan sikap dengan cara yang begitu rendah dan sewenang-wenang, malah mencaci maki anak itu, sehingga perasaan menghormati diri, mempertahankan diri, dan menghargai diri, menjadi kandas membeku dan musnah. Maka pelajaran ini yang diberikan oleh Rasulullah saw. seharusnya dicatat dengan tinta emas, “bahwa haruslah berlaku terhadap keturunanmu sendiri dengan hormat yang sepantasnya.” Semoga orang islam dapat menghormati betul pelajaran yang penuh dengan kebijaksanaan ini. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.