22 April, 2010

Pelajaran ke empat belas


‘An Abi Bakrata ra qoola: qoola Rasulullah saw. ‘alaa unabbiukum bi akbari kabaairi tsalaatsan, qaaluu balaa ya Rasulallah!, qoola al isyraku billah wa uququlwalidaini, wa jalatsa wa kaana muttaqian faqola alaa wa qaula zuuri, fama zaala yukarriru haa hatta qulnaa laytahu sakata. ( H R Bukhari)
Artinya :
Dari Hadhrat Abu Bakkar ra. , bahwa Rasulullah saw bersabda, ketahuilah, kuberitahukan kepadamu tentang dosa yang besar, diulanginya tiga kali, sahabat menyahut tentu ya Rasulullah!, Beliau bersabda, pertama ialah syirik kepada Allah swt dan kedua ialah durhaka dan mengabaikan kepada orang tua, kemudian beliau segera tinggalkan dari bersandar pada bantal dan berkata, perhatikannlah ! dosa yang lebih besar lagi ialah ucapan yang bohong ! dan dan beliau saw terus mengulangi perkataan itu, sehingga kami berkata dalam hati alangkah baiknya jika beliau saw mecukupkan mengulanginya. ( H R Bukhari)
Penjelasan hadits.
Dalam hadits yang sangat penting ini Rasulullah saw waktu menerangkan dosa-dosa yang terbesar, telah memilih tiga perkara yang besar menurut kerohaniaan dan akhlaq yang adalah sebagai pokok dasar daripada tiga lapangan yang terpisah-pisah sebagai berikut:
Pertama: ““haququllah kedua, “haququlibad” ketiga “ islah nafs” atau perbaikan batin sendiri.
Dosa yang terbesar adalah syirik, yaitu mempersekutukan Dzat Allah yang Khalik dan Malik diatas kita dengan sesuatu yang lain yang tidak menjadikan kita dan tidak pula berkuasa atas kita. Oleh karena itulah dosa syirik itu terjadi dari “berkhianat” dan “berontak”. Inilah suatu khianat yang sangat hebat, bahwa bertentangan dengan Dzat Allah yang menjadikan kita dan memberikan segala sarana kemajuan rohani dan jasmani kepada kita, adanya perhubungan kepada sesuatu yang tidak suatu hubungan dengan kejadian kita dan tiada pula suatu pertalian, dengan berlangsungnya hidup kita. Demikian pula inilah suatu pemberontakan yang sangat dahsyat, bahwa dengan melawan dan berpaling dari pemerintahan Dzat yang menjadi Raja dan Kuasa yang haqiqi dari dunia ini, lalu tunduk kepada sesuatu yang sama sekali tidak mempunyai suatu kekuasaan pribadinya diatas kita sedikitpun. Akan tetapi sangat disayangkan, bahwa dalam dunia sekarang yang telah maju inipun, seperti bangsa-bangsa yang sekalipun nampaknya mempunyai pelajaran dan kebudayaan yang tinggi, tetapi mereka tidak bersih dari noda syirik itu. Maka bangsa-bangsa kristen yang menganggap kepada nabi Isa as. sebagai Tuhan mereka telah memasukkan dirinya kedalam kanca syirik sampai sekarang dan beribu-ribu dewa yang dipercayai oleh orang hindu adalah suatu cerita yang terbuka yang diketahui oleh anak-anak sekalipun.
Dosa besar yang kedua, yang diterangkan dalam Hadits ini ialah “uququl walidaini”. Uquq dalam bahasa arab berarti: menolak dan tidak patuh kepada orang tua, tidak menghormati mereka sebagaimana seharusnya, tidak menemui mereka dengan cinta kasih dan lalai dalam mengkhidmati mereka. Kewajiban taat dan berkhidmat kepada orang tua adalah berhubungan dengan “huququl ibad” dan diantara kewajiban-kewajiban lain terhadap dunia, inilah kewajiban yang paling suci, dimana Rasulullah saw sendiripun bersabda dalam hadits: Bahwa dalam kesenangan orang tua ada kesenangan Allah dan dalam kemurkaan orang tuan ada kemurkaan Allah. Dalam hadits lain beliau saw, bersabda : Bahwa orang itu sangat buruk nasibnya, yang masih hidup waktu orang tuanya sudah sampai kepada usia tua, tetapi ia tidak membukakan jalan kesorga bagi dirinya karena tidak betul-betul mengkhidmati orang tuanya itu.
Contoh dan suri teladan dari diri beliau saw. Dalam hal ini ialah, pada sekali waktu beliau saw sedang membagikan suatu harta benda, datanglah ibu susuan beliau saw untuk berjumpa dengan beliau saw. Beliau saw. segera berdiri untuk menjemput dengan mengucapkan: ibuku, ibuku ! “ dan beliau saw membentangkan cadarnya sendiri dan dengan sangat hormat dan cinta mempersilahkan ibu susuan untuk duduk diatas cadar itu. Pendek nya, islam sangat mementingkan untuk beritaat dan berkhidmat kepada orang tua. Ketidak patuhan atau durhaka terhadap orang tua adalah dosa yang terbesar sesudah dosa syirik. Alquran pun menerangkan:
Wahfids lahumaa janaaha dsulli minarrahmati wa qul rabbirhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiroo. (17:25)
Artinya : dan tundukkanlah terhadap keduanya itu tanganmu dengan merendahkan diri karena kasih sayang dan mohonkanlah : Ya Tuhanku !, berilah rahmat kepada keduanya itu sebagaimana keduanya telah memelihara aku waktu aku masih kanak-kanak”.
Semoga kitapun diberi taufik untuk berkhidmat kepada orang tua.
Dosa besar yang ketiga, yang diterangkan dalam hadits ini, ialah :”berkata bohong” . Tentang ini sikap dan pendirian islam sudah cukup jelas dari perkataan dalam hadits ini, bahwa apabila beliau saw menerangkan, tentang berkata bohong, kemudian beliau saw, segera duduk dengan semangat dan berulang-ulang mengucapkan perkataan: “Ala waqaulu zuuri”. Artinya : ketahuilah berkata bohong. Yaitu dosa yang besar lagi sesudah syirik, dan kedurhakaan kepada orang tua, ialah berkata bohong dan dusta. Sebenarnya kalau hal-hal berbuat dosa dapat dikatakan sebagai bibit dari pohon dosa, maka bohong itu sebagai air untuk menyirami bibit itu dan dengan air bohong inilah pohon dosa akan tumbuh, menghijau dan berkembang. Karena bohong itulah orang berani berbuat dosa dan akan mendapat alasan dan jalan untuk tidak keluar dari bejat dan lumpur dosa. Sebab biasanya dengan bohong itulah orang berusaha untuk menutupi dan menyembunyikan dosa, kemudian dibelakang tutupan itulah dosa mulai besar dan berkembang terus. Maka bohong itu bukan saja dalam dirinya adalah suatu dosa, malah menjadi pula suatu sandaran yang sangat buruk untuk dosa-dosa yang lain. Oleh karena itulah Rasulullah saw. bersabda, bahwa sesudah syirik dan ketidak patuhan kepada orang tua dosa yang terbesar lagi adalah, ”berkata bohong.”. Dalam satu hadits lain dikatakan , bahwa sekali peristiwa seorang islam memohon dihadapan Rasulullah saw demikian: “ Ya Rasulullah !, batin hamba sangat lemah dan diri hamba terlibat dalam banyak kesalahan dan hamba rasa tidak kuat melepaskan semua dosa-dosa itu dengan serentak, dan hamba memohon dari Yang Mulia Rasulullah saw, bahwa dosa manakah yang hamba harus lepaskan lebih dahulu?, Beliau saw bersabda: “Tinggalkanlah bohong“. Orang itupun sanggup dan berjanji untuk meninggalkan bohong dan langsung kembali kerumahnya, kemudian terdorong dari kebiasaanya, ketika ia hendak berbuat sesuatu dosa yang lain, kemudian terpikir olehnya, bahwa kalau perbuatan saya ini diketahui oleh Rasulullah saw dan sampai beliau saw menanyakan hal ini dariku, kemudian aku tidak boleh berbohong, lalu aku akan menjawab apa kepada Rasulullah saw?. Begitu juga kalau kejahatan saya ini diketahui oleh orang mukmin yang lain, lalu bagaimana saya dapat menyembunyikan dosa ini dihadapan mereka? Setelah berpikir dan berpikir akhirnya ia berkesimpulan, bahwa apabila, “berkata bohong” sudah ditinggalkan, kemudian lebih baik semua dosa lain ditinggalkan juga. Maka berkat meninggalkan bohong, maka dia bisa terlepas dari semua dosa-dosa. Demikianlah Rasulullah saw. dengan penuh hikmah yang sempurna telah menetapkan bohong sebagai dosa yang terbesar sesudah dosa syirik, dan ketidak patuhan kepada orang tua ibu bapak.
Dan dengan ini beliau saw memberikan satu rahasia pendidikan yang sangat baik untuk perbaikan orang-orang islam, supaya dengan mengikuti itu mereka dengan mudah lepas dari dosa-dosa. Sebenarnya bohong adalah suatu dosa yang paling buruk dan terhina, maka tiap-tiap orang baik berkewajiban, bahwa dari antara dosa-dosa akhlaqi, terlebih dahulu ia harus dapat meninggalkan berkata bohong untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.