27 April, 2010

Pelajaran ke enambelas


An abi Hurairata ra, anna Rasulallah saw qoola, tunkahul mar’atu li arbain limaalihaa wa lihasabihaa wa lijamaalihaa wa lidiinihaa fadzfar bidsaatiddiin taribat yadaaka. (HR Bukhari)

Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda, bahwa untuk menikah dengan seorang perempuan laki-laki memperhatikan empat hal: pertama karena hartanya, karena asal keturunannya, dan karena kecantikannya, dan karena agama dan akhlaknya, maka kamu harus memilih karena yang tinggi akhlak dan agamanya, bila tidak maka tanganmu akan tercelup lumpur selamanya.

Penjelasan.
Dalam hadits ini Rasulullah saw, setelah menerangkan hal-hal atau sifat-sifat yang umumnya di dunia ini dijadikan dasar untuk memilih seorang perempuan sebagai istri, maka beliau saw menganjurkan kepada orang-orang islam, supaya dalam memilih seorang yang akan dijadikan istri harus mendahulukan kepada akhlak dan agamanya, dan kemudian pada hal-hal yang lain, beliau saw menerangkan bahwa sebagai akibat menjalankan pelajaran ini penghidupan dalam rumah tangga orang islam akan sentausa dan berbahagia dan dengan meninggalkan kepada jalan ini bisa jadi mereka akan dapat kesenangan yang sementara saja tetapi tak mungkin mereka mendapat kebahagiaan yang haqiqi dan abadi itu. Sabda Rasulullah saw yang berberkah ini, didasarkan atas hikmah yang sangat dalam, karena dengan ini bukan saja dibukakan jalan untuk memelihara kehidupan dalam rumah tangga orang islam atas dasar yang sangat mulia, tetapi juga menunjukkan jalan untuk pemeliharaan dan kemajuan keturunan-keturunan mereka yang akan datang.
Sangat disesalkan, bahwa jangankan orang-orang lain bahkan sebagian besar orang-orang islam dalam zaman sekarang ini waktu memilih wanita sebagai calon istrinya sama sekali tidak memperhatikan bagian akhlak dan agamanya, setidak-tidaknya lebih mendahulukan kepada hal-hal dan sifat-sifat lainnya daripada akhlak dan agamanya. Ada orang yang terpesona oleh kecantikan wanita-wanita ini dan menutup mata terhadap segi yang lainnya, adalagi yang suka kepada keturunannya dan melupakan kepada hal lainnya dan begitu pula ada yang tertarik kepada hartanya dan mau menjadi budaknya. Padahal yang sungguh-sungguh asli dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan yang kekal dalam kehidupan rumah tangga, ialah agama dan akhlak dari sang istri itu. Dalam dunia ini sering sekali kejadian, bahwa seorang laki-laki memilih kepada seorang wanita sebagai istri hanya karena kecantikan dan ke elokannya parasnya saja, tetapi setelah berselang tidak lama apabila kecantikan nya itu sudah mulai pudar dan layu atau karena sudah ada perempuan lain yang lebih bagus dan cantik lagi, laki-laki yang sewenang-wenang itu tidak memperhatikan lagi istrinya itu. Begitu pula setelah hidup lama dengan istri itu barulah laki-laki itu menyadari beberapa hal dalam hal akhlak istrinya itu, yang tidak menyenangkan padanya, dalam keadaan yang semacam ini jangankan mengecap kesenangan dalam penghidupan, malah rumah tangga itu menyerupai neraka bagi laki-laki itu. Begitu pula dengan perkawinan yang berdasarkan keturunan atau harta bendanya, karena seringkali disebabkan ketinggian dalam hal keturunan dan gengsi, dalam hati si istri dapat timbul perasaan-perasaan sombong dan angkuh dan meninggikan diri terhadap suaminya, hal mana yang dapat membinasakan kepada kesenangan dan kegembiraan rumah tangga, apalagi harta benda itu bersifat tidak kekal, hari ini bisa ada besok habis dan kadang-kadang harta si istri menjadi musibah bagi suaminya dan tidak memberikan kesenangan sedikitpun. Maka sebagaimana Rasulullah saw bersabda, bahwa dasar yang hakiki untuk persatuan dan kesenangan dan kebahagiaan dalam rumah tangga ialah agama dan akhlak dari istri, dan sangatlah buruk nasibnya orang yang meninggalkan kepada sifat-sifat yang kekal dan azali ini, dan mengejar kepada permainan yang sementara itu, sesuatu yang hanya sepuhan dan polesan belaka. Pengaruh dan bekas dari seorang istri yang suci dan berakhlak mulia sangat mendalam kepada anak-anak keturunannya, ia adalah suatu nikmat yang abadi yang tidak mungkin diabaikan oleh seorang laki-laki yang bijaksana, yang selain dari kesenangan dirinya menaruh minat pula kepada kemajuan keturunannya. Sudah nyata dan jelas, bahwa pendidikan anak yang sebenarnya semasa mereka masih kecil, selamanya tergantung kepada ibunya, karena terutama anak-anak waktu kecil menurut kudratnya lebih banyak condong kepada ibunya, lebih banyak bercampur bergaul dengan ibunya dan sebahagian besar waktunya habis dalam asuhan ibunya. Kedua baru dengan bapak oleh karena kewajibannya yang lain-lain seorang bapak tidak dapat mencurahkan lebih banyak perhatiannya terhadap anak-anak. Maka walaupun bagaimana pun juga keadaannya sebagian besar tanggung jawab tentang pendidikan anak-anak dalam masa permulaan terletak kepada ibunya. Oleh karena itu kalau sang ibu itu suci dan berakhlak mulia dari permulaannya ia akan dapat juga membina akhlak anak-anak atas dasar yang mulia. Akan tetapi berlawanan dengan itu seseorang wanita yang kosong dari agama dan akhlak, ia sekali-kali tidak akan berhasil menanam adat-adat dan akhlak yang mulia di dalam anak-anaknya. Malah kadang-kadang perempuan semacam itu sama sekali tidak mengerti kepada kepentingan agama dan keperluan akhlak yang mulia. Maka bukan hanya usaha untuk kebahagian rumah tangga saja, tetapi juga usaha pemeliharaan dan kemajuan keturunan yang akan datang.
Seorang istri yang suci dan berakhlak mulia adalah suatu nikmat yang amat agung yang tiada tara bandingannya dalam nikmat-nikmat dunia lainnya. Oleh karena itu Yang Mulia Rasulullah saw. telah bersabda:
“ Khaerum mataud dunnya amraatu sholihati, Artinya. Sebaik-baik keuntungan dalam dunia ini ialah perempuan yang sholeh “
Hadits yang dijelaskan ini bukan bermaksud bahwa dalam memilih jodoh, hal-hal lain sama sekali tidak boleh diperhatikan, melainkan ini hanya bermaksud bahwa bagian-bagian kebaikan dan akhlak lah yang harus di dahulukan. Sebab Rasulullah saw sendiri juga pada beberapa tempat yang lain pernah menyuruh untuk memperhatikan hal-hal yang lain juga dalam perkawinan, karena hal itu pun sampai suatu batas tertentu adalah sesuai dengan kehendak fitrat manusia. Misalnya, walaupun ada peraturan-peraturan dan hukum-hukum tentang jilbab, tetapi Rasulullah saw bersabda, bahwa sebelum nikah, haruslah lebih dahulu melihat kepada perempuan yang akan dinikahi, supaya jangan sampai kemudian sesudah kawin timbul suatu keraguan atau kekecewaan. Pada satu waktu ada seorang wanita yang menghadap kepada Beliau saw untuk memohon musyawarah dari Beliau saw tentang perkawinannya, kemudian Beliau saw berkata, bahwa aku tidak memberi musyawarah kepadamu untuk kawin dengan si anu, karena orang itu adalah miskin dan dalam serba kekurangan, maka ia tidak akan dapat menanggung belanjamu dan begitu pula aku tidak memberi musyawarah kepadamu untuk dengan si anu, karena ia senatiasa keras tangannya, tetapi boleh kamu kawin dengan si anu karena ia sesuai dengan keadaan-mu. Begitu pula pada tempat lainnya beliau saw bersabda, kepada sahabat-sahabatnya, bahwa wanita dari suku quraisy adalah sangat setia kepada suaminya dan sangat sayang dan cinta kepada anak-anaknya. Pada suatu waktu yang disuatu tempat, beliau saw berkata, bahwa sedapat mungkin kamu harus menikah dengan perempuan yang melahirkan banyak anaknya, supaya pada hari kiamat aku dapat berbangga atas banyaknya ummatku.
Pendeknya, menurut masing-masing tempat dan dalam tiap-tiap keadaan dan kemampuan, Beliau saw mengizinkan untuk memperhatikan hal-hal yang lainnya dalam mencari calon untuk dinikahi. Akan tetapi apa yang dianjurkan dengan sangat istimewa oleh Beliau saw ialah segi agama dan akhlak dari perempuan itu haruslah didahulukan dan diutamakan, bila tidak demikian maka kamu sendirilah yang menanggung atas penuhnya tanganmu dengan lumpur. Demikianlah suatu pelajaran yang sangat tinggi nilainya dan dengan mengikuti ini, rumah-rumah orang islam dapat menjadi tempat yang penuh dengan berkah dan kebahagiaan. Semoga kita mengerti akan hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.